poin

Kamis, April 01, 2010

Akankah Amalku Di Terima ?

Beramal shalih memang penting krn merupakan konsekuensi dari keimanan seseorang. Namun yg tdk kalah penting adl mengetahui persyaratan agar amal tersebut diterima di sisi Allah. Jangan sampai ibadah yg kita lakukan justru membuat Allah murka krn tdk memenuhi syarat yg Allah dan Rasul-Nya tetapkan

Dalam mengarungi lautan hidup ini banyak duri dan kerikil yg harus kita singkirkan satu demi satu. Demikianlah sunnatullah yg berlaku pada hidup tiap orang. Di antara manusia ada yg berhasil menyingkirkan duri dan kerikil itu sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Namun banyak yg tdk mampu menyingkirkan sehingga harus terkapar dlm kubang kegagalan di dunia dan akhirat.

Kerikil dan duri-duri hidup memang telalu banyak. mk utk menyingkirkan membutuhkan waktu yg sangat panjang dan pengorbanan yg tdk sedikit. Kita takut kalau seandai kegagalan hidup itu berakhir dgn murka dan neraka Allah Subhanahuwata’ala. Akankah kita bisa menyelamatkan diri lagi sementara kesempatan sudah tdk ada? Dan akankah ada yg merasa kasihan kepada kita padahal tiap orang bernasib sama?

Sebelum semua itu terjadi kini kesempatan bagi kita utk menjawab dan berusaha menyingkirkan duri dan kerikil hidup tersebut. Tidak ada cara yg terbaik kecuali harus kembali kepada agama kita dan menempuh bimbingan Allah Subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya. Allah Subhanahuwata’ala telah menjelaskan di dlm Al Qur’an bahwa satu-satu jalan itu adl dgn beriman dan beramal kebajikan. Allah berfirman
“Demi masa. Sesungguh manusia berada dlm kerugian kecuali orang2 yg beriman dan beramal shaleh dan orang2 yg saling menasehati dlm kebaikan dan saling menasehati dlm kesabaran.”

Sumpah Allah Subhanahuwata’ala dgn masa menunjukkan bahwa waktu bagi manusia sangat berharga. Dengan waktu seseorang bisa memupuk iman dan memperkaya diri dgn amal shaleh. Dan dgn waktu pula seseorang bisa terjerumus dlm perkara-perkara yg di murkai Allah Subhanahuwata’ala. Empat perkara yg disebutkan oleh Allah Subhanahuwata’ala di dlm ayat ini merupakan tanda kebahagiaan kemenangan dan keberhasilan seseorang di dunia dan di akhirat.

Keempat perkara inilah yg harus dimiliki dan diketahui oleh tiap orang ketika harus bertarung dgn kuat badai kehidupan. Sebagaimana disebutkan Syaikh Muhammad Abdul Wahab dlm kitab Al Ushulu Ats Tsalasah dan Ibnu Qoyyim dlm Zadul Ma’ad keempat perkara tersebut merupakan kiat utk menyelamatkan diri dari hawa nafsu dan melawan ketika kita dipaksa terjerumus ke dlm kesesatan.

Iman Adalah Ucapan dan Perbuatan

Mengucapkan “Saya beriman” memang sangat mudah dan ringan di mulut. Akan tetapi bukan hanya sekedar itu kemudian orang telah sempurna imannya. Ketika memproklamirkan diri beriman mk seseorang memiliki konsekuensi yg harus dijalankan dan ujian yg harus diterima yaitu kesiapan utk melaksanakan segala apa yg diperintahkan Allah dan Rasul-Nya baik berat atau ringan disukai atau tdk disukai

Konsekuensi iman ini pun banyak macamnya. Kesiapan menundukkan hawa nafsu dan mengekang utk selalu berada di atas ridha Allah termasuk konsekuensi iman. Mengutamakan apa yg ada di sisi Allah dan menyingkirkan segala sesuatu yg akan menghalangi kita dari jalan Allah juga konsekuensi iman. Demikian juga dgn memperbudak diri di hadapan Allah dgn segala unsur pengagungan dan kecintaan

Mengamalkan seluruh syariat Allah juga merupakan konsekuensi iman. Menerima apa yg diberitakan oleh Allah dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam tentang perkara-perkara gaib dan apa yg akan terjadi di umat beliau merupakan konsekuensi iman. Meninggalkan segala apa yg dilarang Allah dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam juga merupakan konsekuensi iman. Memuliakan orang2 yg melaksanakan syari’at Allah mencintai dan membela mereka merupakan konsekuensi iman. Dan kesiapan utk menerima segala ujian dan cobaan dlm mewujudkan keimanan tersebut merupakan konsekuensi dari iman itu sendiri

Allah berfirman di dlm Al Qur’an:
“Alif lam mim. Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka dibiarkan utk mengatakan kami telah beriman lalu mereka tdk diuji. Dan sungguh kami telah menguji orang2 sebelum mereka agar Kami benar-benar mengetahui siapakah di antara mereka yg benar-benar beriman dan agar Kami mengetahui siapakah di antara mereka yg berdusta.”

Imam As Sa’dy dlm tafsir ayat ini mengatakan: ”Allah telah memberitakan di dlm ayat ini tentang kesempurnaan hikmah-Nya. Termasuk dari hikmah-Nya bahwa tiap orang yg mengatakan “aku beriman” dan mengaku pada diri keimanan tdk dibiarkan berada dlm satu keadaan saja selamat dari segala bentuk fitnah dan ujian dan tdk ada yg akan mengganggu keimanannya. Karena kalau seandai perkara keimanan itu demikian niscaya tdk bisa dibedakan mana yg benar-benar beriman dan siapa yg berpura-pura serta tdk akan bisa dibedakan antara yg benar dan yg salah.”

Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Orang yg paling keras cobaan adl para nabi kemudian setelah mereka kemudian setelah mereka”

Ringkas iman adl ucapan dan perbuatan. Yaitu mengucapkan dgn lisan serta beramal dgn hati dan anggota badan. Dan memiliki konsekuensi yg harus diwujudkan dlm kehidupan yaitu amal

Amal
Amal merupakan konsekuensi iman dan memiliki nilai yg sangat positif dlm menghadapi tantangan hidup dan segala fitnah yg ada di dalamnya. Terlebih jika seseorang menginginkan kebahagiaan hidup yg hakiki. Allah Subhanahuwata’ala telah menjelaskan hal yg demikian itu di dlm Al Qur’an:
“Bersegeralah kalian menuju pengampunan Rabb kalian dan kepada surga yg seluas langit dan bumi yg telah dijanjikan bagi orang2 yg bertakwa kepada Allah.”

Imam As Sa’dy mengatakan dlm tafsir halaman 115: “Kemudian Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan utk bersegera menuju ampunan-Nya dan menuju surga seluas langit dan bumi. Lalu bagaimana dgn panjang yg telah dijanjikan oleh Allah Subhanahuwata’ala kepada orang2 yg bertakwa merekalah yg pantas menjadi penduduk dan amalan ketakwaan itu akan menyampaikan kepada surga.”

Jelas melalui ayat ini Allah Subhanahuwata’ala menyeru hamba-hamba-Nya utk bersegera menuju amal kebajikan dan mendapatkan kedekatan di sisi Allah serta bersegera pula berusaha utk mendapatkan surga-Nya. Lihat Bahjatun Nadzirin 1/169

Allah berfirman
“Berlomba-lombalah kalian dlm kebajikan”

Dalam tafsir halaman 55 Imam As Sa’dy mengatakan: “Perintah berlomba-lomba dlm kebajikan merupakan perintah tambahan dlm melaksanakan kebajikan krn berlomba-lomba mencakup mengerjakan perintah tersebut dgn sesempurna mungkin dan melaksanakan dlm segala keadaan dan bersegera kepadanya. Barang siapa yg berlomba-lomba dlm kebaikan di dunia mk dia akan menjadi orang pertama yg masuk ke dlm surga kelak pada hari kiamat dan merekalah orang yg paling tinggi kedudukannya.”

Dalam ayat ini Allah dgn jelas memerintahkan hamba-hamba-Nya utk segera dan berlomba-lomba dlm amal shalih. Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Bersegeralah kalian menuju amal shaleh krn akan terjadi fitnah-fitnah seperti potongan gelap malam di mana seorang mukmin bila berada di waktu pagi dlm keadaan beriman mk di sore hari menjadi kafir dan jika di sore hari dia beriman mk di pagi hari dia menjadi kafir dan dia melelang agama dgn harta benda dunia.”

Dalam hadits ini terdapat banyak pelajaran di antara kewajiban berpegang dgn agama Allah dan bersegera utk beramal shaleh sebelum datang hal-hal yg akan menghalangi darinya. Fitnah di akhir jaman akan datang silih berganti dan ketika berakhir dari satu fitnah muncul lagi fitnah yg lain. Lihat Bahjatun Nadzirin 1/170
Karena kedudukan amal dlm kehidupan begitu besar dan mulia mk Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan kita utk meminta segala apa yg kita butuhkan dgn amal shaleh. Allah berfirman di dlm Al Quran:

“Hai orang2 yg beriman mintalah tolong dgn penuh kesabaran dan shalat. Sesungguh Allah bersama orang2 yg bersabar.”

Lalu kalau kita telah beramal dgn penuh keuletan dan kesabaran apakah amal kita pasti diterima?

Syarat Diterima Amal
Amal yg akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala memiliki persyaratan-persyaratan yg harus dipenuhi. Hal ini telah disebutkan Allah Subhanahuwata’ala sendiri di dlm kitab-Nya dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam di dlm haditsnya. Syarat amal itu adl sebagai berikut:
Pertama amal harus dilaksanakan dgn keikhlasan semata-mata mencari ridha Allah Subhanahuwata’ala

Allah Subhanahuwata’ala berfirman;
Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar menyembah Allah dgn mengikhlaskan bagi agama yg lurus”.

Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Sesungguh amal-amal tergantung pada niat dan tiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dgn niatnya.”

Kedua dalil ini sangat jelas menunjukkan bahwa dasar dan syarat pertama diterima amal adl ikhlas yaitu semata-mata mencari wajah Allah Subhanahuwata’ala. Amal tanpa disertai dgn keikhlasan mk amal tersebut tdk akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala

Kedua amal tersebut sesuai dgn sunnah Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Beliau bersabda:
“Dan barang siapa yg melakukan satu amalan yg tdk ada perintah dari kami mk amalan tersebut tertolak.”

Dari dalil-dalil di atas para ulama sepakat bahwa syarat amal yg akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala adl ikhlas dan sesuai dgn bimbingan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut tdk ada mk amalan itu tdk akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala. Dari sini sangat jelas kesalahan orang2 yg mengatakan “ Yang penting kan niatnya.” Yang benar harus ada kesesuaian amal tersebut dgn ajaran Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Jika istilah “yang penting niat” itu benar niscaya kita akan membenarkan segala perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahuwata’ala dgn dalil yg penting niatnya. Kita akan mengatakan para pencuri penzina pemabuk pemakan riba’ pemakan harta anak yatim perampok penjudi penipu pelaku bid’ah dan bahkan kesyirikan tdk bisa kita salahkan krn kita tdk mengetahui bagaimana niatnya. Demikian juga dgn seseorang yg mencuri dgn niat memberikan nafkah kepada anak dan isterinya.
Apakah seseorang melakukan bid’ah dgn niat beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala adl benar? Apakah orang yg meminta kepada makam wali dgn niat memuliakan wali itu adl benar? Tentu jawaban adl tidak.
Dari pembahasan di atas sangat jelas kedudukan dua syarat tersebut dlm sebuah amalan dan sebagai penentu diterimanya. Oleh krn itu sebelum melangkah utk beramal hendaklah berta pada diri kita: Untuk siapa saya beramal? Dan bagaimana caranya? mk jawaban adl dgn kedua syarat di atas.
Masalah berikut juga bukan sekedar memperbanyak amal akan tetapi benar atau tdk amalan tersebut. Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
“Dia Allah yg telah menciptakan mati dan hidup utk menguji kalian siapakah yg paling bagus amalannya.”

Muhammad bin ‘Ajlan berkata: “Allah Subhanahuwata’ala tdk mengatakan yg paling banyak amalnya.” Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/396
Allah Subhanahuwata’ala mengatakan yg paling baik amal dan tdk mengatakan yg paling banyak amal yaitu amal yg dilaksanakan dgn ikhlas dan sesuai dgn ajaran Rasulullah Sholallohualaihiwasallam sebagaimana yg telah diucapkan oleh Imam Hasan Bashri.
Kedua syarat di atas merupakan makna dari kalimat Laa ilaaha illallah – Muhammadarrasulullah.
Wallahu a’lam.

Tawadhu’

Sikap merendah tanpa menghinakan diri- merupakan sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh makhluk-Nya. Sudahka h kita memilikinya?

Merendahkan diri adl sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.

Tawadhu’ adl ketundukan kepada kebenaran dan menerima dari siapapun datang baik ketika suka atau dlm keadaan marah. Arti janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.

Lawan dari sifat tawadhu’ adl takabbur sifat yg sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dgn sabdanya:
“Kesombongan adl menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.”

Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dlm rangka menolak atau mengingkari berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.

Tahukah anda apa yg diperbuat Allah subhanahu wa ta’ala terhadap Iblis yg terkutuk? Dan apa yg diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dgn semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah subhanahu wa ta’ala krn tdk memiliki sikap tawadhu’ dan sebalik justru menyombongkan dirinya.

Tawadhu’ di Hadapan Kebenaran

Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adl sifat terpuji yg akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Negeri akhirat itu Kami jadikan utk orang2 yg tdk menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yg baik bagi orang2 yg bertakwa.”

Fudhail bin Iyadh t dita tentang tawadhu’ beliau menjawab: “Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepada serta menerima dari siapapun yg mengucapkannya.” . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak akan berkurang harta yg dishadaqahkan dan Allah tdk akan menambah bagi seorang hamba yg pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri krn Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.”

Ibnul Qayyim t dlm kitab Madarijus Salikin berkata: “Barangsiapa yg angkuh utk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau orang yg dimarahi atau yg dimusuhi mk kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah krn Allah adl Al-Haq ucapan haq agama haq. Al-Haq datang dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri utk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yg datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”

Perintah utk Tawadhu’

Dalam pembahasan masalah akhlak kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladan yg baik.”

Dalam hal ini banyak ayat yg memerintahkan kepada beliau utk tawadhu’ tentu juga perintah tersebut utk umat dlm rangka meneladani beliau. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang2 yg mengikutimu yaitu orang2 yg beriman.” .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguh Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tdk menyombongkan diri atas yg lain dan tdk berbuat zhalim atas yg lain.” .

Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebar persatuan dan persamaan derajat keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yg mengakibatkan memperlakukan orang lain dgn kesombongan.

Macam-macam Tawadhu’

Telah dibahas oleh para ulama sifat tawadhu’ ini dlm karya-karya mereka baik dlm bentuk penggabungan dgn pembahasan yg lain atau menyendirikan pembahasannya. Di antara mereka ada yg membagi tawadhu’ menjadi dua:
1. Tawadhu’ yg terpuji yaitu ke-tawadhu’-an seseorang kepada Allah dan tdk mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah.
2. Tawadhu’ yg dibenci yaitu tawadhu’- seseorang kepada pemilik dunia krn menginginkan dunia yg ada di sisinya. .

Wallahu a’lam.

Akankah Amalku Di Terima ?

Beramal shalih memang penting krn merupakan konsekuensi dari keimanan seseorang. Namun yg tdk kalah penting adl mengetahui persyaratan agar amal tersebut diterima di sisi Allah. Jangan sampai ibadah yg kita lakukan justru membuat Allah murka krn tdk memenuhi syarat yg Allah dan Rasul-Nya tetapkan

Dalam mengarungi lautan hidup ini banyak duri dan kerikil yg harus kita singkirkan satu demi satu. Demikianlah sunnatullah yg berlaku pada hidup tiap orang. Di antara manusia ada yg berhasil menyingkirkan duri dan kerikil itu sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Namun banyak yg tdk mampu menyingkirkan sehingga harus terkapar dlm kubang kegagalan di dunia dan akhirat.

Kerikil dan duri-duri hidup memang telalu banyak. mk utk menyingkirkan membutuhkan waktu yg sangat panjang dan pengorbanan yg tdk sedikit. Kita takut kalau seandai kegagalan hidup itu berakhir dgn murka dan neraka Allah Subhanahuwata’ala. Akankah kita bisa menyelamatkan diri lagi sementara kesempatan sudah tdk ada? Dan akankah ada yg merasa kasihan kepada kita padahal tiap orang bernasib sama?

Sebelum semua itu terjadi kini kesempatan bagi kita utk menjawab dan berusaha menyingkirkan duri dan kerikil hidup tersebut. Tidak ada cara yg terbaik kecuali harus kembali kepada agama kita dan menempuh bimbingan Allah Subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya. Allah Subhanahuwata’ala telah menjelaskan di dlm Al Qur’an bahwa satu-satu jalan itu adl dgn beriman dan beramal kebajikan. Allah berfirman
“Demi masa. Sesungguh manusia berada dlm kerugian kecuali orang2 yg beriman dan beramal shaleh dan orang2 yg saling menasehati dlm kebaikan dan saling menasehati dlm kesabaran.”

Sumpah Allah Subhanahuwata’ala dgn masa menunjukkan bahwa waktu bagi manusia sangat berharga. Dengan waktu seseorang bisa memupuk iman dan memperkaya diri dgn amal shaleh. Dan dgn waktu pula seseorang bisa terjerumus dlm perkara-perkara yg di murkai Allah Subhanahuwata’ala. Empat perkara yg disebutkan oleh Allah Subhanahuwata’ala di dlm ayat ini merupakan tanda kebahagiaan kemenangan dan keberhasilan seseorang di dunia dan di akhirat.

Keempat perkara inilah yg harus dimiliki dan diketahui oleh tiap orang ketika harus bertarung dgn kuat badai kehidupan. Sebagaimana disebutkan Syaikh Muhammad Abdul Wahab dlm kitab Al Ushulu Ats Tsalasah dan Ibnu Qoyyim dlm Zadul Ma’ad keempat perkara tersebut merupakan kiat utk menyelamatkan diri dari hawa nafsu dan melawan ketika kita dipaksa terjerumus ke dlm kesesatan.

Iman Adalah Ucapan dan Perbuatan

Mengucapkan “Saya beriman” memang sangat mudah dan ringan di mulut. Akan tetapi bukan hanya sekedar itu kemudian orang telah sempurna imannya. Ketika memproklamirkan diri beriman mk seseorang memiliki konsekuensi yg harus dijalankan dan ujian yg harus diterima yaitu kesiapan utk melaksanakan segala apa yg diperintahkan Allah dan Rasul-Nya baik berat atau ringan disukai atau tdk disukai

Konsekuensi iman ini pun banyak macamnya. Kesiapan menundukkan hawa nafsu dan mengekang utk selalu berada di atas ridha Allah termasuk konsekuensi iman. Mengutamakan apa yg ada di sisi Allah dan menyingkirkan segala sesuatu yg akan menghalangi kita dari jalan Allah juga konsekuensi iman. Demikian juga dgn memperbudak diri di hadapan Allah dgn segala unsur pengagungan dan kecintaan

Mengamalkan seluruh syariat Allah juga merupakan konsekuensi iman. Menerima apa yg diberitakan oleh Allah dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam tentang perkara-perkara gaib dan apa yg akan terjadi di umat beliau merupakan konsekuensi iman. Meninggalkan segala apa yg dilarang Allah dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam juga merupakan konsekuensi iman. Memuliakan orang2 yg melaksanakan syari’at Allah mencintai dan membela mereka merupakan konsekuensi iman. Dan kesiapan utk menerima segala ujian dan cobaan dlm mewujudkan keimanan tersebut merupakan konsekuensi dari iman itu sendiri

Allah berfirman di dlm Al Qur’an:
“Alif lam mim. Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka dibiarkan utk mengatakan kami telah beriman lalu mereka tdk diuji. Dan sungguh kami telah menguji orang2 sebelum mereka agar Kami benar-benar mengetahui siapakah di antara mereka yg benar-benar beriman dan agar Kami mengetahui siapakah di antara mereka yg berdusta.”

Imam As Sa’dy dlm tafsir ayat ini mengatakan: ”Allah telah memberitakan di dlm ayat ini tentang kesempurnaan hikmah-Nya. Termasuk dari hikmah-Nya bahwa tiap orang yg mengatakan “aku beriman” dan mengaku pada diri keimanan tdk dibiarkan berada dlm satu keadaan saja selamat dari segala bentuk fitnah dan ujian dan tdk ada yg akan mengganggu keimanannya. Karena kalau seandai perkara keimanan itu demikian niscaya tdk bisa dibedakan mana yg benar-benar beriman dan siapa yg berpura-pura serta tdk akan bisa dibedakan antara yg benar dan yg salah.”

Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Orang yg paling keras cobaan adl para nabi kemudian setelah mereka kemudian setelah mereka”

Ringkas iman adl ucapan dan perbuatan. Yaitu mengucapkan dgn lisan serta beramal dgn hati dan anggota badan. Dan memiliki konsekuensi yg harus diwujudkan dlm kehidupan yaitu amal

Amal
Amal merupakan konsekuensi iman dan memiliki nilai yg sangat positif dlm menghadapi tantangan hidup dan segala fitnah yg ada di dalamnya. Terlebih jika seseorang menginginkan kebahagiaan hidup yg hakiki. Allah Subhanahuwata’ala telah menjelaskan hal yg demikian itu di dlm Al Qur’an:
“Bersegeralah kalian menuju pengampunan Rabb kalian dan kepada surga yg seluas langit dan bumi yg telah dijanjikan bagi orang2 yg bertakwa kepada Allah.”

Imam As Sa’dy mengatakan dlm tafsir halaman 115: “Kemudian Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan utk bersegera menuju ampunan-Nya dan menuju surga seluas langit dan bumi. Lalu bagaimana dgn panjang yg telah dijanjikan oleh Allah Subhanahuwata’ala kepada orang2 yg bertakwa merekalah yg pantas menjadi penduduk dan amalan ketakwaan itu akan menyampaikan kepada surga.”

Jelas melalui ayat ini Allah Subhanahuwata’ala menyeru hamba-hamba-Nya utk bersegera menuju amal kebajikan dan mendapatkan kedekatan di sisi Allah serta bersegera pula berusaha utk mendapatkan surga-Nya. Lihat Bahjatun Nadzirin 1/169

Allah berfirman
“Berlomba-lombalah kalian dlm kebajikan”

Dalam tafsir halaman 55 Imam As Sa’dy mengatakan: “Perintah berlomba-lomba dlm kebajikan merupakan perintah tambahan dlm melaksanakan kebajikan krn berlomba-lomba mencakup mengerjakan perintah tersebut dgn sesempurna mungkin dan melaksanakan dlm segala keadaan dan bersegera kepadanya. Barang siapa yg berlomba-lomba dlm kebaikan di dunia mk dia akan menjadi orang pertama yg masuk ke dlm surga kelak pada hari kiamat dan merekalah orang yg paling tinggi kedudukannya.”

Dalam ayat ini Allah dgn jelas memerintahkan hamba-hamba-Nya utk segera dan berlomba-lomba dlm amal shalih. Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Bersegeralah kalian menuju amal shaleh krn akan terjadi fitnah-fitnah seperti potongan gelap malam di mana seorang mukmin bila berada di waktu pagi dlm keadaan beriman mk di sore hari menjadi kafir dan jika di sore hari dia beriman mk di pagi hari dia menjadi kafir dan dia melelang agama dgn harta benda dunia.”

Dalam hadits ini terdapat banyak pelajaran di antara kewajiban berpegang dgn agama Allah dan bersegera utk beramal shaleh sebelum datang hal-hal yg akan menghalangi darinya. Fitnah di akhir jaman akan datang silih berganti dan ketika berakhir dari satu fitnah muncul lagi fitnah yg lain. Lihat Bahjatun Nadzirin 1/170
Karena kedudukan amal dlm kehidupan begitu besar dan mulia mk Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan kita utk meminta segala apa yg kita butuhkan dgn amal shaleh. Allah berfirman di dlm Al Quran:

“Hai orang2 yg beriman mintalah tolong dgn penuh kesabaran dan shalat. Sesungguh Allah bersama orang2 yg bersabar.”

Lalu kalau kita telah beramal dgn penuh keuletan dan kesabaran apakah amal kita pasti diterima?

Syarat Diterima Amal
Amal yg akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala memiliki persyaratan-persyaratan yg harus dipenuhi. Hal ini telah disebutkan Allah Subhanahuwata’ala sendiri di dlm kitab-Nya dan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam di dlm haditsnya. Syarat amal itu adl sebagai berikut:
Pertama amal harus dilaksanakan dgn keikhlasan semata-mata mencari ridha Allah Subhanahuwata’ala

Allah Subhanahuwata’ala berfirman;
Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar menyembah Allah dgn mengikhlaskan bagi agama yg lurus”.

Rasulullah Sholallohualaihiwasallam bersabda:
“Sesungguh amal-amal tergantung pada niat dan tiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dgn niatnya.”

Kedua dalil ini sangat jelas menunjukkan bahwa dasar dan syarat pertama diterima amal adl ikhlas yaitu semata-mata mencari wajah Allah Subhanahuwata’ala. Amal tanpa disertai dgn keikhlasan mk amal tersebut tdk akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala

Kedua amal tersebut sesuai dgn sunnah Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Beliau bersabda:
“Dan barang siapa yg melakukan satu amalan yg tdk ada perintah dari kami mk amalan tersebut tertolak.”

Dari dalil-dalil di atas para ulama sepakat bahwa syarat amal yg akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala adl ikhlas dan sesuai dgn bimbingan Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut tdk ada mk amalan itu tdk akan diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala. Dari sini sangat jelas kesalahan orang2 yg mengatakan “ Yang penting kan niatnya.” Yang benar harus ada kesesuaian amal tersebut dgn ajaran Rasulullah Sholallohualaihiwasallam. Jika istilah “yang penting niat” itu benar niscaya kita akan membenarkan segala perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahuwata’ala dgn dalil yg penting niatnya. Kita akan mengatakan para pencuri penzina pemabuk pemakan riba’ pemakan harta anak yatim perampok penjudi penipu pelaku bid’ah dan bahkan kesyirikan tdk bisa kita salahkan krn kita tdk mengetahui bagaimana niatnya. Demikian juga dgn seseorang yg mencuri dgn niat memberikan nafkah kepada anak dan isterinya.
Apakah seseorang melakukan bid’ah dgn niat beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala adl benar? Apakah orang yg meminta kepada makam wali dgn niat memuliakan wali itu adl benar? Tentu jawaban adl tidak.
Dari pembahasan di atas sangat jelas kedudukan dua syarat tersebut dlm sebuah amalan dan sebagai penentu diterimanya. Oleh krn itu sebelum melangkah utk beramal hendaklah berta pada diri kita: Untuk siapa saya beramal? Dan bagaimana caranya? mk jawaban adl dgn kedua syarat di atas.
Masalah berikut juga bukan sekedar memperbanyak amal akan tetapi benar atau tdk amalan tersebut. Allah Subhanahuwata’ala berfirman:
“Dia Allah yg telah menciptakan mati dan hidup utk menguji kalian siapakah yg paling bagus amalannya.”

Muhammad bin ‘Ajlan berkata: “Allah Subhanahuwata’ala tdk mengatakan yg paling banyak amalnya.” Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/396
Allah Subhanahuwata’ala mengatakan yg paling baik amal dan tdk mengatakan yg paling banyak amal yaitu amal yg dilaksanakan dgn ikhlas dan sesuai dgn ajaran Rasulullah Sholallohualaihiwasallam sebagaimana yg telah diucapkan oleh Imam Hasan Bashri.
Kedua syarat di atas merupakan makna dari kalimat Laa ilaaha illallah – Muhammadarrasulullah.
Wallahu a’lam.

‘Iffah Sebuah Kehormatan Diri

Persaingan hidup yg semakin tinggi dan keras banyak memunculkan perilaku umat yg melanggar batasan syariat. Bila perbuatan suka meminta-minta sudah bisa menyebabkan kemuliaan seseorang jatuh mk yg lbh berat dari sekedar meminta-minta –seperti korupsi mencuri merampok dsb.– lbh menghinakan pelakunya. Namun toh perbuatan tersebut semakin banyak dilakukan. Termasuk marak perilaku kaum wanita hanya demi menginginkan enak hidup mereka rela melakukan perbuatan yg menghilangkan kemuliaan mereka. Padahal agama ini telah menuntunkan agar mereka senantiasa menjaga kemuliaan diri mereka.

‘Iffah sebuah kata yg pernah atau biasa kita dengar. Si Fulan ‘afif atau si Fulanah ‘afifah merupakan sebutan bagi lelaki dan wanita yg memiliki ‘iffah. Lalu apa sebenar yg dimaksud dgn ‘iffah itu?
Secara bahasa ‘iffah adl menahan. Adapun secara istilah; menahan diri sepenuh dari perkara-perkara yg Allah haramkan. Dengan demikian seorang yg ‘afif adl orang yg bersabar dari perkara-perkara yg diharamkan walaupun jiwa cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لاَ يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Dan orang2 yg belum mampu utk menikah hendaklah menjaga kesucian diri sampai Allah menjadikan mereka mampu dgn karunia-Nya.”
Termasuk dlm makna ‘iffah adl menahan diri dari meminta-minta kepada manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ
“Orang yg tdk tahu menyangka mereka itu adl orang2 yg berkecukupan krn mereka ta’affuf .”
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan bahwa orang2 dari kalangan Anshar pernah meminta-minta kepada Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak ada seorang pun dari mereka yg minta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melainkan beliau berikan hingga habislah apa yg ada pada beliau. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda kepada mereka ketika itu:
مَا يَكُوْنُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ لا أدَّخِرُهُ عَنْكُمْ، وَإِنَّه مَنْ يَسْتَعِفّ يُعِفّه اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرُ يُصَبِّرَهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Apa yg ada padaku dari kebaikan tdk ada yg aku simpan dari kalian. Sesungguh siapa yg menahan diri dari meminta-minta mk Allah akan memelihara dan menjaga dan siapa yg menyabarkan diri dari meminta-minta mk Allah akan menjadikan sabar. Dan siapa yg merasa cukup dgn Allah dari meminta kepada selain-Nya mk Allah akan memberikan kecukupan padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yg lbh baik dan lbh luas daripada kesabaran.” 1
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan: “Dalam hadits ini ada anjuran utk ta’affuf qana’ah dan bersabar atas kesempitan hidup dan selain dari kesulitan di dunia.”

Menjadi wanita yg ‘afifah
Bila seorang muslim dituntut utk memiliki ‘iffah mk demikian pula seorang muslimah. Hendak ia memiliki ‘iffah sehingga ia menjadi seorang wanita yg ‘afifah krn akhlak yg satu ini merupakan akhlak yg tinggi mulia dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan akhlak ini merupakan sifat hamba-hamba Allah yg shalih yg senantiasa menghadirkan keagungan Allah dan takut akan murka dan azab-Nya. Ia juga menjadi sifat bagi orang2 yg selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.
Berkaitan dgn ‘iffah ini mk ada beberapa hal yg harus diperhatikan dan dilakukan oleh seorang muslimah utk menjaga kehormatan diri di antaranya:
Pertama: Menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقٌلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: Hendaklah mereka menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka…”
Asy-Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata: “Allah Jalla wa ‘Ala memerintahkan kaum mukminin dan mukminat utk menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka. Termasuk menjaga kemaluan adl menjaga dari perbuatan zina liwath dan lesbian dan juga menjaga dgn tdk menampakkan dan menyingkap di hadapan manusia.”

Kedua: Tidak bepergian jauh sendirian tanpa didampingi mahram yg akan menjaga dan melindungi dari gangguan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تُسَافِر امرَأَةٌ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ
“Tidak boleh seorang wanita safar kecuali didampingi mahramnya.”

Ketiga: Tidak berjabat tangan dgn lelaki yg bukan mahramnya. Karena bersentuhan dgn lawan jenis akan membangkitkan gejolak di dlm jiwa yg akan membuat hati itu condong kepada perbuatan keji dan hina.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah berkata: “Secara mutlak tdk boleh berjabat tangan dgn wanita yg bukan mahram sama saja apakah wanita itu masih muda ataupun sudah tua. Dan sama saja apakah lelaki yg berjabat tangan denga itu masih muda atau kakek tua. Karena berjabat tangan seperti ini akan menimbulkan fitnah bagi kedua pihak. ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata tentang teladan kita :
مَا مَسَتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَ امْرَأَةٍ إِلاَّ امْرَأَةً يَمْلِكُهَا
“Tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk pernah menyentuh tangan wanita kecuali tangan wanita yg dimiliki .”
Tidak ada perbedaan antara jabat tangan yg dilakukan dgn memakai alas/ penghalang ataupun tanpa penghalang. Karena dalil dlm masalah ini sifat umum dan semua ini dlm rangka menutup jalan yg mengantarkan kepada fitnah.”

Keempat: Tidak khalwat dgn lelaki yg bukan mahram. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan dlm titah yg agung:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ وَ مَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ
“Tidak boleh sama sekali seorang lelaki bersepi-sepi dgn seorang wanita kecuali bila bersama wanita itu ada mahramnya.”

Kelima: Menjauh dari hal-hal yg dapat mengundang fitnah seperti mendengarkan musik nyanyian menonton film gambar yg mengumbar aurat dan semisalnya.
Seorang muslimah yg cerdas adl yg bisa memahami akibat yg ditimbulkan dari suatu perkara dan memahami cara-cara yg ditempuh orang2 bodoh utk menyesatkan dan meyimpangkannya. Sehingga ia akan menjauhkan diri dari membeli majalah-majalah yg rusak dan tdk berfaedah dan ia tdk akan membuang harta utk merobek kehormatan diri dan menghilangkan ‘iffah-nya. Karena kehormatan adl sesuatu yg sangat mahal dan ‘iffah- adl sesuatu yg sangat berharga.2
Memang usaha yg dilakukan utk sebuah ‘iffah bukanlah usaha yg ringan. Butuh perlu perjuangan jiwa yg sungguh-sungguh dgn meminta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan orang2 yg bersungguh-sungguh utk mencari keridhaan Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguh Allah benar-benar beserta orang2 yg berbuat baik.”
Wallahu ta‘ala a‘lam bish-shawab.

Nikmat yang Dilalaikan

Banyak orang menyadari bahwa hidup dunia sangat singkat dan bersifat sementara. Namun kesadaran ini kebanyakan tdk diikuti dgn perilaku yg menghargai waktu. Alhasil waktu sering terbuang percuma tanpa kita sadari.

Ketahuilah wahai saudariku muslimah! Waktu bagi seorang muslim yg menyadari betapa berharga tujuan hidup di dunia tdk akan dibiarkan berlalu begitu saja dgn sia-sia. Ia tdk mengatakan seperti perkataan orang Barat materialis yg cinta dunia time is money. Tapi ia mengatakan “waktu itu utk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”. Umur kita pendek waktu kita cuma sedikit sementara kita harus mempersiapkan bekal yg banyak utk menempuh perjalanan menuju kampung akhirat bertemu dgn Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Barangkali kita semua menyadari bahwa waktu hidup kita di dunia memang hanya sebentar tdk ada yg hidup kekal. Namun entah mengapa kebanyakan dari kita tdk bisa menjaga waktu dgn baik sehingga waktu berlalu sia-sia tanpa diisi dgn amal kebaikan.
Saudariku! Di antara waktu-waktu yg kita miliki ada waktu lapang waktu senggang atau waktu yg kosong dari kesibukan. Dan waktu luang ini merupakan keni’matan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yg mesti digunakan sebaik-baik sebagai tanda syukur kepada-Nya. Namun kenyataan kebanyakan dari kita lalai akan ni’mat ini sehingga kita pun merugi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan dlm sabda yg agung:

نِعْمَتاَنِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِماَ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua keni’matan yg kebanyakan manusia merugi di dlm yaitu kesehatan dan waktu luang.”
Hadits yg mulia di atas memberikan beberapa faedah kepada kita:
Pertama: sepantas bagi kita memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang utk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengerjakan kebaikan-kebaikan sebelum hilang dua ni’mat itu. Karena waktu luang akan diikuti dgn kesibukan dan masa sehat akan disusul dgn sakit.
Kedua: Islam sangat memperhatikan dan menjaga waktu. Karena waktu adl kehidupan sebagaimana Islam memperhatikan kesehatan badan di mana akan membantu sempurna agama seseorang.
Ketiga: Dunia adl ladang akhirat. mk sepantas seorang hamba membekali diri dgn takwa dan menggunakan keni’matan yg diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala utk taat kepada-Nya.
Keempat: Mensyukuri ni’mat Allah Subhanahu wa Ta’ala adl dgn menggunakan ni’mat tersebut utk taat kepada-Nya.
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Banyak orang merugi di dlm dua jenis keni’matan ini ni’mat sehat dan waktu luang. Karena bila seorang insan dlm keadaan sehat ia mampu menunaikan apa yg Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada dan mampu meninggalkan apa yg Allah Subhanahu wa Ta’ala larang. Dada dlm keadaan lapang dan hati tenang. Demikian pula waktu luang bila memang ada orang lain yg menyiapkan dan mencukupi kebutuhan ia pun lepas dari beban pekerjaan.
Namun bila seseorang punya waktu luang dan ia dlm keadaan sehat mk ia banyak merugi di dalamnya. Karena kebanyakan waktu yg ada kita sia-siakan tanpa faedah. Kita memang tdk mengetahui kerugian ini di dunia akan tetapi nanti ketika ajal telah datang dan ketika terjadi hari kiamat barulah seorang insan menyadarinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

حَتَّى إِذَا جآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قاَلَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صاَلِحاً فِيْماَ تَرَكْتُ

“Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang dari mereka ia pun berkata: ‘Wahai Rabbku kembalikanlah aku ke dunia agar aku bisa mengerjakan amal shalih yg dulu aku tinggalkan’.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلُ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ. وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْساً إِذَا جآءَ أَجَلُهاَ وَاللهُ خَبِيْرٌ بِماَ تَعْمَلُوْنَ

“Sebelum datang kematian menjemput salah seorang dari kalian hingga ia berkata: ‘Wahai Rabbku seandai Engkau menangguhkan kematianku sampai waktu yg dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang2 yg shalih.’ Dan Allah sekali-kali tdk akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kalian kerjakan.”
Kenyataan yg ada banyak waktu kita berlalu sia-sia tanpa kita manfaatkan dan kita pun tdk bisa memberikan manfaat kepada salah seorang dari hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita tdk merasakan penyesalan akan hal ini kecuali bila ajal telah datang. Ketika itu seorang insan pun berangan-angan agar ia diberi kesempatan kembali ke dunia walau sedetik utk beramal kebaikan akan tetapi hal itu tdk akan didapatkannya.”
Asy-Syaikh rahimahullah juga menyatakan: “Terkadang ni’mat ini luput sebelum datang kematian pada seseorang dgn sakit yg menimpa hingga ia lemah utk menunaikan apa yg Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan terhadap ia merasakan dada sempit tdk lapang dan ia merasa letih. Terkadang datang kesibukan pada diri dgn mencari nafkah utk diri sendiri dan keluarga sehingga ia terluputkan dari menunaikan banyak dari amal ketaatan.
Karena itulah sepantas bagi insan yg berakal utk memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang dgn melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dgn kemampuannya. Jika ia dapat membaca Al Qur’an mk hendaklah ia memperbanyak membacanya. Bila ia tdk pandai membaca Al Qur’an mk ia memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bila ia tdk dapat melakukan hal itu mk ia melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Atau mencurahkan apa yg ia mampu berupa bantuan dan amal kebaikan kepada saudara-saudaranya. Semua ini adl kebaikan yg banyak namun luput dari kita dgn sia-sia.”
Saudariku mudah-mudahan apa yg tertulis dlm lembaran ini memberi faedah kepada kita. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Dia memberi taufik kepada kita utk beramal kebaikan sepanjang waktu kita di dunia ini dan semoga Dia memudahkan kita utk menjaga waktu dgn sebaik-baik mengisi dgn amal ketaatan kepada-Nya sebagai tanda syukur akan ni’mat-Nya. Mudah-mudahan dgn begitu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan terus mengekalkan ni’mat-Nya kepada kita dan menambah dgn kemurahan dari sisi-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguh jika kalian bersyukur pasti Kami akan menambah ni’mat itu kepada kalian. Dan jika kalian mengingkari ni’mat-Ku mk sesungguh azab-Ku sangat pedih’.”
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Tujuan Menikah

Penulis Al-Ustadz Abu Ishaq MuslimOrang yg menikah sepantasnya tidak hanya bertujuan utk menunaikan syahwatnya semata sebagaimana tujuan kebanyakan manusia pada hari ini. Namun hendaknya ia menikah krn tujuan-tujuan berikut ini:1. Melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ..“Wahai sekalian para pemuda! Siapa di antara kalian yg telah mampu utk menikah maka hendaknya ia menikah….”2. Memperbanyak keturunan umat ini krn Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ“Menikahlah kalian dgn wanita yg penyayang lagi subur krn {pada hari kiamat nanti} aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain.”3. Menjaga kemaluannya dan kemaluan istrinya menundukkan pandangannya dan pandangan istrinya dari yg haram. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan:قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ“Katakanlah kepada laki-laki yg beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka yg demikian itu lbh suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yg mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yg beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…’.” Dalam surah yg lain Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang beriman yg salah satu sifat mereka adl menjaga kemaluan mereka kecuali kepada apa yg dihalalkan:وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ“Dan orang-orang yg menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak perempuan yg mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” Dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ“Karena dgn nikah akan lbh menundukkan pandangan dan lbh menjaga kemaluan ” juga terkandung tujuan nikah.

Rabu, Maret 31, 2010

PART 1


Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, Ayahku seorang pedangang di sebuah pasar di kota tercinta. Ibuku seorang pekerja yang ulet, walaupun cuma berwirausaha menjahit bisa membiayai kuliah ketiga anaknya, Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Adikku yang pertama sekarang kuliah di UNISMA Bekasi fak Ekonomi dan yang satu melanjutkan di AMA Salatiga mengambil Akuntansi. Aku sendiri adalah lulusan Fakultas Tarbiyah xxxx Salatiga yang alhamdulillah sudah lulus tahun 2009. Meskipun aku bukan dari keluarga/ keturunan pengajar( PNS) aku mendambakan jadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Sejak Januari 2004 aku mengabdi di sebuah SD terpencil di kec. Xxx  SALATIGA sebagai GTT dan tahun ini masuk Data Base Honorer MS B dari Non APBN/ APBD. Aku teringat pesan ayahku untuk memanfaatkan ilmu semampuku... “Ballighu anni walau ayatan..”
September 2005 aku kenal dengan seorang wanita sebut saja dia Dinda, Orangnya baik, cantik, putih dan seksi dengan segala kelebihan yang ada. Lulusan Sekolah Menengah Atas dari sebuah sekolah di Kota Hatti Beriman. Dari keluarga yang juga tak punya apa-apa, usia 12 tahun sudah di tinggal oleh Ibunya. Kejadian tragis menimpa Ibu Puji Eko Wati di depan halte Satlantas, beliau jadi korban tabrak lari. Ayahnya meninggalkannya dan menikah dengan seorang wanita di Kota Sragen. Dia tinggal bersama kakak kandungnya di Salatiga. Entah mengapa waktu pertama kali ketemu dia di masjid MJ aku langsung  ada rasa. Hari berganti hari Bulan januari 2006 kami bersepakat bertaaruf mengenal satu sama lain, gara-gara pemotong kuku hehehehe.. dan dia menjadi vokal rebana di sebuah acara walimatul Hajj, subhanallah, sempurna banget dia waktu itu.  . Kami berkomitmen untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Tahun 2006 menjadi awal yang indah, seperti dunia ini milik berdua. Pertengahan 2006 kelulusannya dia kerja di Jakarta di Apotik Jati Kramat Bekasi entah mengapa dia jadi jauh ma aku dan dekat dengan seorang cowok namanya Purnadi walaupun komunikasi jalan terus ma aku.  Aku mencoba untuk setia walaupun aku tak tahu apa yang dia lakukan disana. Sepulangnya dari sana karena ada suatu masalah dia mengundurkan diri.
Tahun 2007 bersamanya, banyak kisah indah yang tidak dapat aku tulis disini mulai dari air terjun Dung Kayang, Keteb, Semarang, Magelang, Sekar langit, dll ukh marai kelingan.... (disensor). Bekerja di Pabrik Garmen PANRAMA VISTA Sukoharjo tiap malam minggu aku selalu menjemputnya pulang ke Salatiga, menjadikan aku tambah bangga dia seorang pekerja yang mandiri, tak kenal lelah untuk mandiri. Sayang banget aku ma dia. Segala pengorbanan, dana, waktu tenaga dan pikiran kucurahkan padanya.
Tahun penuh suka duka 2008 setelah kontraknya habis, dia jadi pengangguran. Karena aku nyambi di konter milik temanku, aku tawarkan tuk bantu aku, akhirnya dia mau jadi penjaga warung pulsa di xxx 3 km dari tempat kerjaku, ( antar jemput lagy) hoohohohohoh0... ternyata hubungan kami yang sangat mencolok tercium oleh keluarga besarku yang 100% menolak kehadiran dia. Alasannya karena banyak hal intinya bibit, bebet dan bobot.. Aku berusaha meyakinkan keluargaku untuk tidak main-main dengan  dia tapi apa daya semua alasanku tidak diterima. Aku harus pilih... dia atau keluargaku, dengan berbagai cara akhirnya kujalani hubungan backstreet sampai dia mau menerimaku kembali..
Tahun penentuan hubungan terjadi di 2009. Dia pindah ke konter milik temen SMA ku, Riya Selluler, dengan gaji yang lumayan waktu itu. ternyata disana dia membantu pekerjaan rumah tangga Rina Haryanti sampai akhirnya  pada bulan Oktober 2009 kenyataan pahit itu terjadi. Aku memang belum menjadi yang dia impikan, ternyata ada yang ngedeketin dia sampai luluh hatinya yaitu Ridho dan Ibunya. Pemuda karang Duwet yang berwiyata bhakti jadi penjaga SD. Huhhh heran banget aku. Komitmen yang kami buat bertahun-tahun kandas karena adanya pihak ketiga. Aku ditinggalkannya tanpa ada kata. Waktu aku tanya apakah masih sayang ma abie dia tidak bisa menjawabnya. Mungkin benar apan yang dikatakan temenku dia mundur alus... pareengg. Ridho hingga saat ini masih melanjutkan kuliah D2 perpustakaan kemungkinan besar tahun 2011 dia married ma Ridho. Sakit baget aq...
Awal Nopember 2009 dia pindah lagi kerja di persewaan komik dan pulsa,milik teman pacarnya Rina Jl. Kemiri, depan SMU 1 Salatiga, Pebruari 2010 dia dirumahkan karena perusahaan tersebut gulung tikar. Hingga aku nulis kisahku saat ini belum ada kabar lagi tentang dia.  Mudah-mudahan dia bahagia. Aku sadar bahwa cinta tak harus memiliki. Kata pak Sultoni bahwa jodohmu ya seperti kamu, bererti aku bukan seperti dinda donk, aku janji setelah terima SK aku akan segera mengakhiri masa lajangku dengan “Ana Althofun Nisa” .. hahahahaaa ( bersambung )

PART 1


Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, Ayahku seorang pedangang di sebuah pasar di kota tercinta. Ibuku seorang pekerja yang ulet, walaupun cuma berwirausaha menjahit bisa membiayai kuliah ketiga anaknya, Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Adikku yang pertama sekarang kuliah di UNISMA Bekasi fak Ekonomi dan yang satu melanjutkan di AMA Salatiga mengambil Akuntansi. Aku sendiri adalah lulusan Fakultas Tarbiyah xxxx Salatiga yang alhamdulillah sudah lulus tahun 2009. Meskipun aku bukan dari keluarga/ keturunan pengajar( PNS) aku mendambakan jadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Sejak Januari 2004 aku mengabdi di sebuah SD terpencil di kec. Xxx  SALATIGA sebagai GTT dan tahun ini masuk Data Base Honorer MS B dari Non APBN/ APBD. Aku teringat pesan ayahku untuk memanfaatkan ilmu semampuku... “Ballighu anni walau ayatan..”
September 2005 aku kenal dengan seorang wanita sebut saja dia Dinda, Orangnya baik, cantik, putih dan seksi dengan segala kelebihan yang ada. Lulusan Sekolah Menengah Atas dari sebuah sekolah di Kota Hatti Beriman. Dari keluarga yang juga tak punya apa-apa, usia 12 tahun sudah di tinggal oleh Ibunya. Kejadian tragis menimpa Ibu Puji Eko Wati di depan halte Satlantas, beliau jadi korban tabrak lari. Ayahnya meninggalkannya dan menikah dengan seorang wanita di Kota Sragen. Dia tinggal bersama kakak kandungnya di Salatiga. Entah mengapa waktu pertama kali ketemu dia di masjid MJ aku langsung  ada rasa. Hari berganti hari Bulan januari 2006 kami bersepakat bertaaruf mengenal satu sama lain, gara-gara pemotong kuku hehehehe.. dan dia menjadi vokal rebana di sebuah acara walimatul Hajj, subhanallah, sempurna banget dia waktu itu.  . Kami berkomitmen untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Tahun 2006 menjadi awal yang indah, seperti dunia ini milik berdua. Pertengahan 2006 kelulusannya dia kerja di Jakarta di Apotik Jati Kramat Bekasi entah mengapa dia jadi jauh ma aku dan dekat dengan seorang cowok namanya Purnadi walaupun komunikasi jalan terus ma aku.  Aku mencoba untuk setia walaupun aku tak tahu apa yang dia lakukan disana. Sepulangnya dari sana karena ada suatu masalah dia mengundurkan diri.
Tahun 2007 bersamanya, banyak kisah indah yang tidak dapat aku tulis disini mulai dari air terjun Dung Kayang, Keteb, Semarang, Magelang, Sekar langit, dll ukh marai kelingan.... (disensor). Bekerja di Pabrik Garmen PANRAMA VISTA Sukoharjo tiap malam minggu aku selalu menjemputnya pulang ke Salatiga, menjadikan aku tambah bangga dia seorang pekerja yang mandiri, tak kenal lelah untuk mandiri. Sayang banget aku ma dia. Segala pengorbanan, dana, waktu tenaga dan pikiran kucurahkan padanya.
Tahun penuh suka duka 2008 setelah kontraknya habis, dia jadi pengangguran. Karena aku nyambi di konter milik temanku, aku tawarkan tuk bantu aku, akhirnya dia mau jadi penjaga warung pulsa di xxx 3 km dari tempat kerjaku, ( antar jemput lagy) hoohohohohoh0... ternyata hubungan kami yang sangat mencolok tercium oleh keluarga besarku yang 100% menolak kehadiran dia. Alasannya karena banyak hal intinya bibit, bebet dan bobot.. Aku berusaha meyakinkan keluargaku untuk tidak main-main dengan  dia tapi apa daya semua alasanku tidak diterima. Aku harus pilih... dia atau keluargaku, dengan berbagai cara akhirnya kujalani hubungan backstreet sampai dia mau menerimaku kembali..
Tahun penentuan hubungan terjadi di 2009. Dia pindah ke konter milik temen SMA ku, Riya Selluler, dengan gaji yang lumayan waktu itu. ternyata disana dia membantu pekerjaan rumah tangga Rina Haryanti sampai akhirnya  pada bulan Oktober 2009 kenyataan pahit itu terjadi. Aku memang belum menjadi yang dia impikan, ternyata ada yang ngedeketin dia sampai luluh hatinya yaitu Ridho dan Ibunya. Pemuda karang Duwet yang berwiyata bhakti jadi penjaga SD. Huhhh heran banget aku. Komitmen yang kami buat bertahun-tahun kandas karena adanya pihak ketiga. Aku ditinggalkannya tanpa ada kata. Waktu aku tanya apakah masih sayang ma abie dia tidak bisa menjawabnya. Mungkin benar apan yang dikatakan temenku dia mundur alus... pareengg. Ridho hingga saat ini masih melanjutkan kuliah D2 perpustakaan kemungkinan besar tahun 2011 dia married ma Ridho. Sakit baget aq...
Awal Nopember 2009 dia pindah lagi kerja di persewaan komik dan pulsa,milik teman pacarnya Rina Jl. Kemiri, depan SMU 1 Salatiga, Pebruari 2010 dia dirumahkan karena perusahaan tersebut gulung tikar. Hingga aku nulis kisahku saat ini belum ada kabar lagi tentang dia.  Mudah-mudahan dia bahagia. Aku sadar bahwa cinta tak harus memiliki. Kata pak Sultoni bahwa jodohmu ya seperti kamu, bererti aku bukan seperti dinda donk, aku janji setelah terima SK aku akan segera mengakhiri masa lajangku dengan “Ana Althofun Nisa” .. hahahahaaa ( bersambung )

SUKA, SAYANG ATAU CINTA KEPADA SESEORANG

Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.


Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama - sama."

SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."
SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."


Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, "Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."


Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.

SUKA adalah hal yang menuntut.
SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.
__________________

Selasa, Maret 30, 2010

Tetap Terima Honorer, Disanksi Pidana

JAKARTA- Sikap pemerintah daerah yang tetap menerima tenaga honorer hingga saat ini, membuat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi gerah. Ironisnya penerimaan honorer ini tak hanya di daerah saja, di instansi pusat pun banyak terjadi.

"Saya tidak mengerti apakah aparatur di daerah dan pusat itu tidak tahu baca peraturan atau peraturannya kurang tegas," kata Deputi Menteri PAN&RB bidang SDM Aparatur Ramli Naibaho pada JPNN, Rabu (23/3).

Kabag Humas Kementerian PAN&RB FX Dandung Indratno menambahkan, meski pemda maupun pusat dilarang menerima honorer lagi terhitung 2005, namun fakta di lapangan tidak seperti itu. Baik pusat dan daerah masih menerima honorer sampai sekarang. Itu sebabnya jumlah honorer bukannya berkurang malah bertambah terus.

"Kalau tidak menuntut jadi PNS tidak masalah, tapi mereka juga menuntut diangkat. Padahal aturan dalam PP 48 Tahun 2005 jo PP 43 Tahun 2007 sudah jelas sekali," tegasnya.

Dijelaskan Indratno, pemda maupun pusat bisa menerima pegawai dalam bentuk outsourching sesuai Kepres 80 Tahun 2003 tentang pedoman pengadaan barang dan jasa. Artinya pegawai barunya hanya dalam sistem kontrak dan bukan honorer.

Lantas apa sanksi bagi pemda yang tetap menerima honorer? Menurut Ramli, dalam undang-undang disebutkan, sanksi pidana bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran undang-undang termasuk turunannya. "Karena larangan penerimaan honorer itu diatur dalam PP, jadi siapa saja yang melanggar sama artinya melakukan tindakan pidana dan itu harus diproses secara hukum," tegas Ramli.(esy/jpnn)

Honorer Non APBN/APBD

HONORER NON APBN/APBD DIANGKAT 2011 Tenaga honorer non APBN/APBD harus bersabar untuk diangkat sebagai CPNS. Panitia kerja (Panja) penyelesaian tenaga honorer yang terdiri dari gabungan Komisi II, VIII, dan X DPR RI bersama pemerintah memutuskan, pengangkatan honorer n...on APBN/APBD akan dimulai pada 2011. Alasannya, karena tahun ini seleksi CPNS difokuskan pada honorer tertinggal yang sesuai PP 48 Tahun 2005 jo PP 43 Tahun 2007. “Mereka (honorer non APBN/APBD) tetap akan diangkat, tapi harus menunggu sisa honorer dulu,” kata Deputi Kementerian PAN&RB bidang SDM Aparatur Ramli Naibaho kepada JPNN, Rabu (3/3). Mengenai pengangkatannya, menurut Ramli akan mengikuti tahapan seleksi layaknya pelamar umur. Namun seleksinya dilakukan tersendiri. Artinya antara honorer dan pelamar umum tidak dites secara bersamaan. Kebijakan ini diambli agar sesama honorer bisa saling mengukur kemampuannya masing-masing. Mereka pun ditetapkan kuotanya, tidak seperti honorer tertinggal yang sudah pasti semuanya diangkat. “Ya tidak mungkin diangkat semuanya. Kan mereka bukan tenaga honorer tertinggal. Kalau mau jadi PNS harus ikut seleksi. Pemerintah pun menetapkan kuotanya, misalnya, tahun 2011 formasi untuk honorer non APBN/APBD 10 ribu orang,” tegasnya. Bagi yang tidak lulus tes, pemerintah akan mengangkat mereka menjadi PTT (pegawai tidak tetap). Nantinya para honorer ini akan digaji oleh instansi pusat atau daerah di mana mereka bekerja. “Kalau di daerah, gajinya diambil dari PAD. Jadi jika PAD tinggi, gaji yang diberikan harus standar UMR dan ada tunjangan kesehatannya. Intinya, untuk urusan gaji harus disesuaikan dengan kemampuan daerah,” terangnya.

FTHSNI

FTHSNI adalah Forum Tenaga Honorer Sekolah Negeri Indonesia, dimana forum ini merupakan wadah aspirasi dan perjuangan guru-guru (tenaga pendidik) dan tenaga kependidikan honorer di sekolah negeri seluruh Indonesia.
Tujuannya tiada lain adalah menggalang persatuan dan kesatuan untuk meningkatkan kelayakan dan legitimasi pemerintah tentang persamaan status pegawai sebagai tenaga  Pendidik dan Kependidikan  Negeri Sipil. Dengan kata lain, adalah meminta percepatan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri, karena merasa kewajibannya sebagaitenaga Pendidik sudah sama dengan tenaga Pendidikan yang berstatus PegawaiNegeri, yaituikut serta mencerdaskan kehidupan anak Bangsa.

Minggu, Maret 28, 2010

TUHAN, MUDAHKANLAH LANGKAHKU

Langkah mendera tak senyawa
raga pupus tanpa makna
lara jiwa menyemai asa
senyum hati pesona wajah

kuberlari habiskan langkah
dengan cahaya tundukkan jiwa
nadi bergetar tanpa suara
mengurai makna berjuta asa

sayup cinta melepas luka
meredam tangis wujudkan rasa
dahaga hati dengan asa
dengan senyum sejuta makna

Tuhan…
mudahkanlah segala langkah
dengan rasa dan berjuta asa
menikmati senyum tanpa gundah
lapang hati jernihkan lara
amin…

24 Jan 2010

KEJUJURAN DALAM CINTA

Ketika suatu hubungan tidak dilandasi oleh kejujuran, kemunafikan akan
semakin meraja-rela. Itulah pentingnya kejujuran dan kebenaran tetapi kita
terkadang tidak melakukanya dengan pasangan kita. Misalnya, kegagalan
memberitahu seluruh cerita dibelakang hubungan seksual masa lalu tidak
membebaskan diri anda dari tuduhan pembohong.
Setiap orang ingin menemukan pasangan hidup, kita ingin merasa mencintai
dengan sepenuh hati. Tetapi ketika kita melakukan, kita lupa rule of the
gamenya adalah baru. Kenyataannya, istilah “rule” tidak lagi tersedia.
Sehingga kejujuran seringkali terlupakan padahal itu penting.
Saling menanamkan kepercayaan dalam hubungan, memberikan pandangan umum
bahwa ikatan itu penting, jujur apa adanya dan memberitahukan masa lalu,
menjamin dirinya mengetahui secara penuh dan jangan meninggalkan rasa
penasaran.
Masalah hubungan masa lalu akan memiliki pengaruh pada catatan anda dengan
pasangan yang ingin anda habiskan sisa hidup bersamannya. Pengalaman akan
membentuk anda. Ia perlu tahu apa yang mempengaruhi anda dan apa yang telah
membuat anda seperti sekarang.
Setiap pasangan yang anda berkomitmen untuk bersama, memiliki hak untuk
mengetahui seseorang yang anda jatuh cinta bersamanya. Siapa dia dalam mata
anda? Apakah ia yang sebenarnya atau hanya gambaran yang ingin melindungi
diri sendiri?
Sebaliknya ketika kita menyembunyikan sesuatu di masa lalu dari pasangan
atau hanya “lupa” mengatakannya, anda akan telihat bersalah ketika hal itu
muncul dalam hubungan. Dan ini bisa saja terjadi.
Ketika anda tampil dengan kejujuran dalam suatu hubungan dimana investasi
emosional adalah sangat besar, anda akan memulainya dengan penuh kesegaran.
Anda akhirnya akan menyimpan mesa lalu dibelakang dan menunjukkan siapa diri
anda sebenarnya. Jika ia mencintai anda lebih sebagai suatu hasil, anda
telah menang dan pasangan hidup yang mungkin telah didepan mata. Jangan
biarkan dia pergi dan lakukan hal yang tepat!

teruslah menulis cinta

Aku harus terus menulis
Karena menulis adalah mimpiku
Tapi……
Jika tulisanku adalah tangis?
Haruskah aku terus menulis

Aku harus terus mencinta
Karena cinta adalah ruh dan ujudku
Tapi…..
Jika cinta adalah perih?
Haruskah aku terus mencinta

Apa aku masih harus bersabar dan terus bersabar…?????
Oh Tuhan….. Belum cukupkah semua bahagia hilang sepanjang usiaku?
Atau… kau sama seperti yang lain…?
Datang berikan harapan, tinggalkan cinta Terus campakkan dku dalam perih, pedih, miskin dan sendirian dan kesepian sepiii????
Biarlah….. aku dah cukup senang kenal bidadari sepertimu
Pernah tertawa bersamamu
Pernah memndang tanpa cela wajah cantikmu
Walau semuanya adalah benih luka yang tertunda dan terus tumbuh menyembilu

Aku tetap tak mengerti siapa aku bagimu…….
Jika kau bersedih dan menangis membaca ini , aku seribu kali lebih sedih dan perih

HATIKU bukan untuk DIA

Terdiamku di sudut ke hampaan
Kau berada tepat di depan
Tapi dekat jarak ini menjadi dinding penghalang
Karena tak pernah bisa ku ungkap rasa yang hilang

Wahai kau wanita yang meluluhkan hatiku
Kau cairkan hati begitu cepat
Mengapa hanya hati yang bicara
Kau buat hilang logika yang kupunya

Kau membuatku tak karuan
Dalam kehidupan yang telah kususun dengan indah
Kau datang dengan impian
Dan kau bermain didalam perasaan

Tapi tak sedetikpun kau hiraukan
Hati ini yang terus mengharapkan
Impian, rasa ini terlalu indah
Kenyataan terlalu pahit kenyataan

Kau yang terus kupuja
Tak adakah sedikit rasa
Untuk diriku yang sedang merana
Menanti kasih yang tak kunjung tiba