poin

Kamis, Desember 15, 2011

Puing-puing Kekecewaan

“Aku tidak tahu perasaan seperti apa yang berkecamuk dalam dada dan pikiran aku ketika mengingat dirimu. Hari ini 15 Desember 2011 hari Ulang Tahunmu, meski belum 1 tahun aku mengenalmu lewat dunia maya hingga akhirnya menjalin kisah cinta. Aku ingin marah, aku juga ingin memaki kamu hingga puas dan ingin meluapkan segala emosi aku di hadapanmu. Mengingat semua yang telah kita lewati, rasanya tidak mungkin bila akhirnya kamu mengabaikan aku. Harusnya kamu tidak melakukan itu padaku, harusnya kamu tidak meninggalkan aku dalam keadaan serba tidak pasti. Kamu bagiku pecundaaannggg….”
Ketika membaca catatan di atas, luka itu seperti tergores lagi. Hati ini juga seperti merintih, rasanya memang tak mudah. Mengingat semua yang sudah terjadi tujuh bulan silam, ketika mengenang kebersamaan dengannya. Namun jika mengingat peristiwa bulan Mei, aku merasa semua kebahagiaan yang kumiliki lepas. Hilang, dan yang tersisa hanya perih di dalam dada.
Memang terhitung sangat singkat aku dan dia, hanya empat bulan. Yah, empat bulan! Bukankah membekas tidaknya sebuah hubungan di hati setiap orang tidak ditentukan oleh seberapa lama ia menjalani hubungan tersebut. Bisa jadi hanya sehari, namun ia tidak bisa melupakan peristiwa tersebut seumur hidupnya, termasuk dalam cerita film”August Rush”. Sayangnya kisah cintaku tidak sebaik dalam film itu. Aku ditinggalin dan aku diabaikan, alasannya sangat klasik “Tidak ada kecocokan lagi”. Alasan seperti apa itu, pikirku. Tapi aku berusaha menghormati keputusannya. Meski sebenarnya, dia tidak pernah tahu bahwa aku sudah benar-benar jatuh cinta padanya.
“Tidak ada kecocokan lagi”. Gumamku!
“Tidak ada kecocokan lagi”. Gumamku lagi!
Rupanya aku sedang dipermainkan, aku berusaha untuk mencerna kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya ketika itu. Aku berusaha mencari ketidak cocokan yang mana yang membuat aku sama dia bisa berakhir seperti ini. Sekalipun aku berusaha mencari dan mencari, aku tetap tidak menemukannya karena sesungguhnya ketidakcocokan kita berdua ada pada dirinya sendiri. Dia yang membuat semuanya menjadi tidak cocok. Ketika ada pria lain yaitu Antok yang telah membuatnya lebih merasa hebat. Bagiku, dia kini sama asing