Tulisan ini khusus kualamatkan kerumah hatimu, tempat yang pernah kukunjungi tapi tak pernah kutahu alamat detailnya, entah mengapa saat menulis ini aku teringat kali pertama mengenalmu, ya..... di dunia maya kemudian kutemui tadi siang ...
Tak tahu harus dari sisi mana menceritakan, harus dari sebelah mana berawal, sulit untukku bisa jelas menggambarkan, tentang rasa yang tiada pernah kuduga, tentang sayang yg kini datang memberikan secercah cahaya meski kadang bayang-bayang semu masa lalu menghampiri.
Dalam sbuah ruang kuterjerembab dalam sebuah khayal, dimana hanya ada diriku dan dirimu, menikmati kebersamaan hingga lenyap dalam canda tawa.
bercerita berbagi suka duka, menjadi penghias indah ukhuwah yg kita bina, semakin lama smakin kurasakan keindahan yg tiada terkira, inilah nikmat ukhuwah yg tak smua orang mampu menikmatinya.
Hari demi hari tlah kita lewati, dan ta bisa kupungkiri, tlh banyak perubahan yg terjadi.
Ukhty, aku memang belum sepenuhnya memahami karakter kamu, tak tahu apa kesibukanmu setiap saat dan bagaimana keseharianmu, pentingkah hal itu kulakukan?
aku slalu merindukanmu dalam fikiran, pantaskah?
aku slalu mengaliri hari2mu dg doa, bolehkah?
Ukhty, mengapa engkau terdiam? sungguh ada banyak kecamuk dalam diriku untuk mengajakmu stidaknya bercanda dan menyapa. namun ntah mengapa bibirku kelu, seakan2 hanya butuh memperhatikan dan membiarkan angin menyampaikan pesan dalam hati.
Ukhty, jauh dlm lubuk hatiku, aku merindukan sosok yang sederhana, taat beribadah, ghadhul bashar sepertimu, periang dan penuh semangat dan canda tawamu meski tidak secara langsung karena aku tau berkhalwat sangat berbahaya,
Izinkan aku menikahimu,
I will miss u
Jumat, Maret 23, 2012
Kamis, Maret 22, 2012
Arti Perasaan
Dikala aku merindu Ingin kutulis sejuta syair indah Ingin rasanya aku berkisah Tentang semua kekangenanku Di saat ini seolah aku sulit mencari Dermaga yang berairkan tinta emas Dan pena antik untuk mengukirnya Aku takut terdampar di pulau sana Yang penuh dengan ketidakpastian Paradigma ?!!! Hari demi hari terus berjalan Pergantian waktupun tidak dapat dielakan Perubahan adalah sebuah realitas yang harus dihadapi Sebagai konsekwensi logis atas akhir dari setiap langkah Paradigma hidup merupakan acuan dalam melangkah Sebagai barometer dalam menjalani hidup Menuju sebuah wujud misteri ‘Cita-cita’ Perenungkan kembali tentang Paradigma hidup Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa Katakanlah kamu bisa untuk meraihnya Kamu bisa untuk menjalaninya Gapailah semuanya ‘Sungguh beruntunglah orang yang slalu mensucikan diri
Kangen
Dalam remang cahaya lilin
Sekilas nampak kilauan kasih
Memedarkan arti kekelabuan hati
Sesaat seolah redup
Membisakan harapan cinta dan kerinduan
Dalam dada menyesak arti ketidakpastian
Sesekali ingin semua cita teraih
Namun, tak dapat menembus batas ruang
Yang semakin menjauh
Dikala sekelebat kilat menyala
Cahayanya menyilaukan mata
Bukan terang yang kuraih
Namun kegelapan setelahnya
Hamparan bunga cinta menjadi merana
Kedinginan, ingin ada yang memetiknya
Dipandang ditaruh dalam vas bunga
Walau nantinya layu
Namun hidupnya menjadi berarti
Menikmati semua tujuan yang dicapai
Sambutlah ‘si CINTA’
Saat malam mulai larut
Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam kekakuan
Karena hati terpasung dalam kesepian
Kesedihan dengan kesendirian
Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah
Pagi datang mengawali hari baru
Aku terbangun dari panjangnya malam
Perlahan aku bergerak,
Berdiri dan kubuka jendela
Tersiratlah cahaya mentari pagi
Menyinari……
Menghempaskan semua khayalan kepahitan
Memang, Aku harus tetap tegar berdiri
Songsong hari yang baru
Sambut dengan sesuatu yang indah
Wujudkan misteri cita dan cinta
Sambutlah ‘si CINTA’ yang cantik
Berikan dia senyum
Warnailah hari-hari dengan cinta
ya Allah
Ya Allah aku kembali merasakan perasaan cinta ini pada seseorang. Pada dia yang selalu memegang teguh rasa cintanya padaMu ya Allah. Berawal dari kekaguman, hingga akhirnya aku mengerti. Hanya dia yang mampu membuat aku nyaman, bahkan aku tidak perlu mempunyai perasaan ingin melindunginya karena dialah yang sepertinya akan selalu melindungiku. Ya Allah, Jika dia hadir untuk tercipta untukku, dan namanya yang engkau catat di lauh mahfudz, dan telah engkau catatkan 50ribu tahun sebelum bumi ini diciptakan, aku memohon dan berdo'a padamu agar engkau jaga perasaan ini hanya untuk dia kelak. Biarkan kini yang kucintai hanya Engkau, tapi dengan menjaga perasaan ini hanya untuknya kelak, dan begitupun untuknya.. Jika dia memang jodohku, kuharap dia pun menyimpan perasaan itu untukku, dan menjaganya sampai waktunya nanti.
Bagaimana mungkin aku jatuh cinta lagi secepat ini padahal baru saja Allah mencabut perasaan sayang ini pada seseorang yang tidak tepat itu kemarin? Entahlah.. Perasaan itu datang tanpa aba-aba, tiba-tiba semua bayangan ketika aku menutup mataku, itu semua adalah gambaran wajahnya.
Aku jatuh cinta pada kebaikan hatinya, keteguhan prinsipnya, ketegasannya dalam memilih, bagaimana dia menghormati lelaki, kecintaannya padaMu ya Allah, dan bagaimana dia kuimpikan selalu mampu melindungiku..
Ya Allah... Luka yang kudapatkan kemarin sudah mengering, dan mungkin sebentar lagi hilang. Terima kasih telah menguatkanku, menyadarkanku, membuat mataku terbuka bahwa orang itu bukan orang baik, bukan akhwat yg mampu jadi segalanya kelak. Terima kasih sudah menyelamatkanku dari penderitaan yang akan aku alami jika bersamanya.
Ya Allah, jika kelak ternyata dia, yg kini kurasa kusayangi, bukan seseorang yg kau takdirkan, peliharalah aku dari rasa kecewa. Karena kucintainya karenaMu, aku melepasnya karenaMu juga.
refleksi cinta (reflections of love)
Kawan, malam ini purnama belumlah sempurna, mungkin kilau sinarnya belum cukup untuk menerangi malam nan gulita, apalagi coba menyaingi terang dan hangatnya mentari.
Namun, justru disanalah kata dunia, kau akan menemukan keindahannya. Semuanya mengajakku mengembara menjelajahi relung hati yang amat dalam dan mungkin sangat kelam.
Ya, seperti katamu, Kawan…..”Coba temukan perbedaan antara cinta dan angkara, tatkala bergumul menjadi satu hendak menyesatkanmu! Tak hendak berpisah.”
Kawan, aku berlindung kepada Allah atasnya.
Kawan, aku tak tahu harus mulai dari mana. Tapi aku akan memulainya dari CINTA !
Aku sendiri tak tahu bagaimana rasa itu bisa tumbuh sedemikian rupa, mengganggu, mengusikku, mengganggu ketenanganku, semua begitu tiba-tiba.
Aku jatuh cinta! Tapi, bagaimana mungkin rasa benci berubah menjadi cinta ? Dan pada satu kelokan waktu, semuanya tiba-tiba berubah !
Kawan, malam ini kupandang purnama yang belum utuh melingkar. Kutemukan sesuatu dalam hidupku, sesuatu yang telah meluluhkan hati setelah kebekuannya, sesuatu yang telah menerangi kalbu setelah kekelamannya, sesuatu yang telah menguatkan jiwa setelah kerapuhannya….
Tapi Kawan….
Sungguh tersesat imanku kalau semua perubahan ini hanya karena dirinya semata, menjadikannya riya, mendustai jiwa.
Tapi bersyukurlah, Kawan. Kalau kau dan dia ikut menyalakan lentera dalam hatiku. Semoga Allah menjaga nyalanya dan memijarkan ke seluruh ruang.
Bahkan….kalau bunga hati yang kini tumbuh itu harus patah sekalipun !
Karena telah kutemukan tambatan yang lebih utama dalam diri-Nya yang Maha (Allah)
Kawan, sungguh tersesat pula hatiku, jika aku hanya mencintai sesuatu yang fana dalam dirinya. Bukan, bukan itu ! Tak ada yang bisa menggambarkan selain kemuliaan hatinya.
Kawan, malam semakin larut. Aku laksana purnama itu, bahkan jauh dari sempurna. Takkan pernah cukup sinarnya menerangi semesta.
Apalagi harus bersanding bersama saudara-saudariku yang telah lebih dahulu teguh di sisi-Nya. Saudara-saudariku yang telah biasa dia temui dalam kesehariannya.
Tapi….. biarlah kusemaikan harap dalam ridha-Nya. Semoga
Semoga ini yang dinamakan cinta karena Allah Al Karim
Langganan:
Postingan (Atom)