poin

Kamis, April 26, 2012

Penantian Panjang dan Harapan Seorang Honorer

Mulanya cita-cita menjadi guru muncul sejak kelas 2 SMA. Ya pekerjaan yang sangat mulia serta mendapat pahala dunia akhirat, disamping diniati ibadah, kesejahteraan sungguh sangat menjajikan apalagi saat ini ada program sertifikasi guru yang bisa 2 kali gaji.. weleeh bisa beli mobil dong .. xixixixi..

Setelah wisuda 2003 lalu, aku mencari sekolah-sekolah di Salatiga yang kekurangan guru, berbagai tanggapan sinis terlontar dari guru yang memang tidak menghendaki adanya tambahan lowongan wiyata bhakti. Lelah kaki ini melangkah sampai aku akhirnya bertemu dengan bu Sri Haryati Guru SD yang sekarang sudah menjadi kepala sekolah di SD TT 02. Akhirnya berbekal ijazah KML Pramuka dan D2 PGA aku dipercaya menangani ekstra pamuka dan guru mapel di SD N Sidorejo Kidul 03 sampai sekarang.

Hari demi hari berlalu memasuki tahun pertama di tahun 2004 gajiku sebulan cuma 40.000, alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhanku sendiri dengan tidak meminta orang tua. Memang sejak SMA aku sudah nyambi jualan koran, pulpen, permen, di bus kota Solo-Semarang dan menitipkan kue-kue buatan tetangga untuk disetorkan ke warung-warung, sampai akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliahku di perguruan tinggi negeri. Aku tidak malu bahkan bangga dengan tidak meminta sepeserpun uang saku dari orang tua. Tahun kedua gajiku naik menjadi 50.000 alhamdulillah juga dapat insentif APBD kota 150.00/bulan yang dibayarkan 6 bulan sekali.

Tantangan makin berat ketika adik-adikku memasuki bangku kuliah. Orang tua sudah tidak mampu membiayai tatapi semagat kedua adikku untuk melanjutkan kuliah masih sangat tinggi. Adikku yang perempuan mendaftar di UNDIP Semarang namun akhirnya berkasnya ditarik kembali karena biayanya yang sangat memberatkan. Ya Adikku yang perempuan itu kemudian merantau ke Bekasi bekerja di Yamaha Music Manufacturing Asia sampai kemudian kuliah dengan biaya sendiri dan sedikit bantuan dari keluarga. Alhamdulillah tahun 2012 ini sudah lulus dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi. Adikku yang satu sekarang masih belum lulus dari Akademi Manajemen Akuntansi di sebuah kampus swasta di kota Salatiga.

Tahun 2005 aku mengajar di Madrasah Ibtidaiyyah dengan harapan bisa diangkat PNS lewat Kemenag karena memang jurusanku dari Sekolah Tinggi Agama Islam, tapi itu tak berlangsung lama, dua tahun kemudian pengawas sekolah memintaku untuk kembali mengajar di SD Negeri Sidorejo Kidul 03 karena mengajar di kecamatan yang sama tidak diperkenankan.

Berbekal kemampuan yang ada SD ku membelikan 1 unit Komputer untuk menyelesaikan administrasi di sekolah itu. Alhamdulillah selain mengajar, sekolah menaikkan gajiku menjadi 150.000. Tahun 2006 aku mulai aktif di Forum honorer kebetulan namaku ada di daftar honorer non APBN/ APBD melaluai uji publik di Dinas Pendidikan. Alhamdulillah Forum ini masih aktif sampai saat ini. Forum Honorer Sekolah Negeri Indonesia namanya, setelah menjadi anggota aku dipilih menjadi kordinator tingkat kecamatan. Perjuangan demi perjuangan aku lalui, ke Klaten rapat sampai banku bocor, kehabisan bensin, ke Yogya sampai menginap di pinggir jalan, ke Solo sampai telat karena lokasinya sangat jauh, ke Jakarta sampai berhari-hari meninggalkan tugas rutinku di sekolah dan daerah lain yang penuh suka duka. Kalau diceritakan panjang banget.. Terakhir bulan Maret 2012 ke rumah DPP FTHSNI di Temanggung .