Aku takkan berhenti menulis pusi distatus
facebookku, atau publish di blog sederhana yang selama ini ku isi dengan
segala curhatan hati. Memang banyak kawan-kawan rada ngak suka, peduli
amat. Aku tak menulis status facebook atau twitter yang menjelekkan
mereka kok, aku tidak pula tertarik untuk membuat status yang
berhubungan dengan nuansa politis atau korupsi dan segala tetek bengek
urusan Negara. Aku hanya menuliskan isi hatiku yang tak berkaitan dengan
mereka semua. Terpulanglah pada penilaian mereka suka atau tidak suka,
yang jelas aku tidak menggangu mereka.
Memang begitulah fenomenanya, ada yang suka
memberi respon positif ada yang kesal atau tidak senang. Tetapi jika
jujur ditanya alasannya tidak suka mungkin mereka akan kelabakan juga
menjawab. Mereka tidak berdasar, tetapi itu semua hak mereka kok suka
atau tidak suka. Aku hanya menulis puisi seperti apa yang harus aku
alirkan dalam diriku.
Menulis puisi bagiku bagaikan kebutuhan, dan
pelampiasan semua keluh kesah yang kugoreskan berupa kata. Dari pada
harus mengesali seseorang atas kekesalan, atau menangisi seseorang
secara nyata lebih baik aku lamunkan dalam rautan kata-kata.
Terlepas dari penilaian orang, penulis puisi
dikatakan cengeng, melankolis bahkan ada respon yang menyebutkan orang
romantis semua itu relatif. Aku juga menghargai orang yang tak menyukai,
itu sudah menandakan mereka sebenarnya respek dan telah sempat membaca
pusi bodohku. Aku akan terus saja menulis pusi atau curhatanku sampai
suatu ketika ulama mengatakan menulis pusi itu berdosa……..
Yufrizal