poin

Rabu, Mei 07, 2014

Pendidikan merubah nasib

Ada tiga hal yang dapat merubah nasib :
1. Pendidikan
2. Menjadi menantu pengusaha
3. Menang undian
Membaca ungkapan diatas, mungkin akan membuat kita tersenyum. Sebuah pernyataan yang bernada kelakar saja. Tetapi ketika direnungkan kembali, ternyata ada benarnya juga. Untuk ungkapan nomor dua dan tiga, tidaklah perlu didiskusikan lebih lanjut. Karena sebuah keberhasilan tidaklah diraih dengan untung-untungan ataupun nasib baik saja.
Semua pasti sepakat jika pendidikan adalah salah satu hal yang dapat merubah nasib seseorang. Betapa banyak orang miskin yang terangkat derajatnya, karena pendidikan yang ia punya. Banyak cerita Allah hadirkan di dunia ini, tentang orang-orang terpelajar telah mampu merubah jalan hidupnya. Bukan hanya itu saja, merekapun telah mampu merubah jalan hidup sebuah bangsa dan turut mewarnai peradaban dunia ini.
Indonesia mengenal Ir. Soekarno dan Dr. Moch. Hatta, kaum terdidik yang telah mewarnai perjuangan bangsa ini. Atau kisah R.A Kartini, perempuan tangguh, yang meyakini bahwa hanya dengan pendidikan, kaum wanita akan termuliakan. Mereka adalah manusia-manusia terdidik yang bukan hanya merubah kehidupan pribadinya menjadi lebih baik, tetapi mereka telah mampu menuntun arah perjuangan bangsa ini.
Kata kunci dari perubahan adalah pendidikan. Tanpa pendidikan akan sulit kita bayangkan bagaimana bisa seorang anak kuli timah di sudut pelosok pulau Belitung dapat menjejakkan kaki di kampus elit, Sorborn University. Kisah perjuangannya dalam menuntut ilmu telah menginspirasi jutaan anak Indonesia untuk terus belajar, walau dalam berbagai keterbatasan. Kisahnya terangkum dalam buku best seller trilogi “Laskar Pelangi”.
Puluhan bukupun terlahir menceritakan perjuangan anak-anak negeri ini dalam menuntut ilmu, dan hasil dari kegigihan itu bukan hanya merubah nasib diri dan keluarganya saja. Dalam skala yang lebih luas, mereka telah mampu mewarnai zaman. Sebagaimana kisah masa kecil Pak Dahlan Iskan, dalam buku “Sepatu Dahlan”. Atau kisah perjuangan para santri Gontor dalam menggapai mimpi-mimpi menjelajahi dunia, yang tertuang dalam novel “Kisah 5 Menara”. Berbagai kisah diatas membuktikan bahwa orang yang terlahir dalam keterbatasan, tetapi kemiskinan tidaklah dapat menghalangi dari menuntut ilmu. Dan dengan ilmu itu pula mereka menentukan arah perubahan.