poin

Rabu, April 04, 2012

Melangkah Sejengkal ke Telaga Kesabaran.


Kututup kembali rapat-rapat diary malam ini. Serapat hatiku melupakan kenangan itu. Serapat jauh ku tepis harapan itu. Serapat kuat ku alihkan semua nya. Hingga kau benar-benar pergi membawa seribu kepedihan yang menyisa. Untukmu, yang biasa kupanggil dengan sebutan ukhti shalehah…

Tak mampuku tuk menyelami suara sepi itu. Sepatah keteguhanmu kini hanya menjadi penghias memori lamaku. Masih adakah kau ingat itu dari kejauhan sayup diseberang disana?? Aku merindukan semuanya. Dan disini masih kunantikan engkau kembali katakan, “mari kita rajut tali temali itu..”

Keraguan melangkahkan kaki ini, membuatku semakin bimbang. Mendekatimu, semakin membuat engkau berlari menjauh. Dan, terdiam dalam seribu tanya, semakin memperkuat erat genggaman didalam angan membiruku. Ya, karena aku tak mampu menyelami suara sepi itu, hingga aku katakan padamu.. “biarlah kulepaskan semua……..”

Ukhti shalehah.. hingga hari ini, aku masih menanti jawabmu. Sungguh, bukan kebencian yang hadir saat ini. Rajutan itu kini sudah semakin melonggar dari setiap benangnya. aku ingin menatapmu, dan mendengarkan semuanya. Semuanya………. Hingga benar-benar aku memiliki alasan ‘tuk melepaskanmu.

Mungkin, tak guna juga kusesali semuanya. Ketidakmampuan menjadi teladan bagi sahabat-sahabatku, dan kesibukan akan dunia untuk keberhasilanku, kesemuanya seakan-akan menjelma menjadi hukuman akan perubahan yang terjadi. Hingga tanpa kusadari.

Ya Allah, jika masih belum terlambat bagiku untuk menengadahkan dikedua tangan ini dihadapanMu. Masihkah ada waktu ‘tuk Kau beri kesempatan bagi kami merubah kembali semua ini???

Karena Engkaulah yang Maha membolak balik hati setiap hambanya. Aku meminta dalam lirih do’a kesunyian, “Aku begitu mencintai saudariku. Seandainya Kau perkenankan mengembalikan hangatnya ukhuwah yang telah kami bingkai dulu, akan ku ubah semua salah dan khilafku. Aku akan menjaga kenikmatan dalam perjalanan hidup ini dengan penuh makna dari mengingatMu, hingga saudaraku pun juga semakin yakin dalam hatinya bahwa aku dari kejauhan ini juga selalu akan menguatkan langkah-langkahnya didalam butiran do’a ini.

Aku ingin menggenggam erat semuanya. Hingga perubahan-perubahan ukiran pahatan itu kini tak mengalami perubahan sedikitpun. Bahkan, andaikan waktu dapat ku hentikan. Akan kutahan sejenak jarum jam itu, agar dapat ku memohon padanya ‘tuk menyampaikan sebuah janji itu sekali lagi. Agar semakin jelas kulihat bahasamu dari kesungguhan itu. Dan agar semakin kuat keistiqomahan itu turut memperkuat hatiku. Dalam menapaki kehidupan yang hanya sekali ini…………….

Teruntuk padamu ukhti sholehah, aku masih menanti jawabmu. Perjalanan ini semakin memberikan arti akan peran seluruhnya. Belajar dari setiap kejadian. Agar disuatu hari, kau dapat merenungkan semua perubahan ini. Menjadikan suara hati yang kutuliskan hari ini untukmu, menjadi sebuah pertimbangan jika kau memutuskan untuk melangkah kebelakang.