Sejak dulu aku sudah tahu bahwa aku memang orang yang terlalu sensitif.
Begitu perasa dan peka, mungkin kalo cewek dibilang cengeng. Tapi meski
begitu, aku suka diriku yang seperti itu, meski sadar akan kemungkinan
konsekuensinya, aku tak peduli. Karena dengan rasa simpati dan empati
yang kumiliki, aku bisa mengerti orang lain, punya sahabat-sahabat
terbaik dalam hidupku, dipercaya orang lain.
Hingga
suatu saat aku yang begitu lugu, mengalami kejatuhan dan sakit.
Semuanya itu ternyata menjadikan aku menutup diri karena takut terluka
lagi. Saat itu aku menjadi orang yang seakan tidak pernah peduli dengan
apa yang dirasakan orang lain. Hingga aku tanpa sadar telah menyakiti
orang lain.
Seiring berjalan waktu aku menjadi sadar bahwa aku salah, dan mulailah aku merubah diri, menuju diriku yang sesungguhnya.
Tapi
meskipun begitu aku tak pernah bisa menemukan diriku yang telah hilang.
Hingga datanglah cinta mengetuk hatiku. Cinta inilah yang merubah
segalanya. Aku menjadi terbuka dan menerima cinta itu sepenuhnya. Aku
menjadi seseorang yang mau mendengar, peduli, dan punya kasih sayang.
Aku ingin mengucapkan terimakasih untuk cinta yang telah mengisi hidupku saat ini.
Setelah
cinta ini terlalu dalam, aku tahu ternyata begitu banyak tantangan dan
risiko yang mungkin terjadi. Sebuah risiko yang harus kuterima karena
mencintai. Ternyata cinta
butuh perjuangan dan pengorbanan yang tanpa henti, akan selalu ada
proses belajar, saling mengerti dan komunikasi.
Kini
perasaanku terikat terlalu kuat dengan orang yang aku cintai (aku tak
tahu dia gimana?). Seakan sudah ada ikatan batin antara aku dan dia (itu
yang aku rasakan).
Perasaan yang terikat kuat
ini, bikin aku sering bahagia, tapi juga pernah sakit dan kecewa, juga
bete. Terkadang enak, tapi kadang juga gak enak. Kadang bikin semangat,
tapi kadang bikin males karena mikirin dia. Pokoknya aku jadi sensitif
lagi seperti dulu.
Dan aku akui aku memang berdoa
agar cinta antara aku dan dia diperkuat, ternyata (mungkin) doa itu
sudah dikabulkan. Ya Allah...sekarang aku binggung sampai kapan aku bisa
bertahan dengan perasaan seperti ini, aku merasa memiliki, tapi
sebenarnya tidak ada ikatan antara aku dan dia. Ada perasaan takut dan
tidak tenang dalam hidupku.
Kini aku hanya
berharap agar Allah segera menyatukan aku dan dia dalam ikatan
pernikahan secepatnya. Dan kami selalu bahagia dan bersama, dekat,
bertemu tiap saat.
Hanya saja aku harus meyakinkan
dia dulu, bahwa aku memang punya waktu, tapi entah berapa lama, dan tak
tahu sampai kapan aku bisa menahan kegelisahan, ketakutan, dan
kebingungganku ini.
Tunjukkanlah jika kamu memang mencintaiku. Karena aku sangat
mencintaimu. Setiap perkataan dan tingkah lakumu akan menjadi sangat
berkesan bagiku (karena cinta dan sensitifku).
Mungkin
ada saat kamu bercanda, tapi bagiku itu serius. Mungkin ada ketika aku
berkata sesuatu dan ingin bilang itu penting kamu menilainya angin lalu.
Dan ada saat ketika perkataanku kamu lupakan begitu saja. Tak pernah
kamu tanggapi atau hargai.
Perbedaan itulah yang
akan membuat sakit, mungkin membuat jarak, mungkin membuatku tak yakin
denganmu, dan mungkin membuat cintaku berkurang.
Jadi bantulah aku. Tunjukkanlah cintamu padaku. Jangan permainkan hatiku, karena aku sangat membencinya.