Manusia memiliki impian serta harapan yang membuat
maju ke depan. Mampu memberi arah dan semangat untuk menuju ke depan.
Pada dasarnya mereka tak akan jatuh dan berhenti karena percaya akan ada
sesuatu yang bisa dicapai.
Tapi inilah sumber
segala masalah bagi kebanyakan manusia. Karena mereka masih tak bisa
membedakan antara impian dan kenyataan. Manusia terlalu banyak berangan
tentang sesuatu yang baik bagi mereka.
Sumber
semua ini adalah keinginan yang tak punya dasar yang jelas. Bahkan
impian itu telah mempengaruhi setiap tindakan mereka. Padahal mimpi
tersebut belum tentu sesuai dengan kenyataan. Dalam artian mimpi itu
belum tentu yang terbaik.
Manusia menjadi makhluk
yang bodoh dan naif ketika mereka tidak bisa menghapus impian mereka.
Saat impian sudah tidak mungkin menjadi kenyataan, mereka tidak
menerimanya. Bahkan melawan dan terus hidup dalam impian yang tidak akan
pernah menjadi kenyataan.
Kini aku sadar..
Ilusi,
ternyata inilah yang aku alami selama ini. Aku benar-benar tersadar
setelah mendengarkan sebuah lagu. Bahwa kita terkadang hidup dalam dunia
impian kita. Saat kita mengenal atau menemukan seseorang. Kita suatu
saat akan berpikir orang ini adalah yang tepat buat kita. Bahwa kita
bahagia bersamanya dan tak bisa bertahan tanpa dia.
When
I seen my unborn child in her eyes. Semakin aku menjadi sering
berangan-angan. Bahwa kebahagianku adalah ini dan itu. Semuanya dengan
dia. Dan saat aku tak bersama dia maka hilanglah kebahagiaan dalam
hidup. Hanya ada airmata.
Dan saat kenyataan yang
terjadi adalah aku tak bersamanya. Aku tetap tidak bisa menerimanya. Aku
masih terus hidup dalam dunia impianku. Selalu kubayangkan seandainya
aku bersamanya, maka aku akan bahagia. Dan semua kesedihan dan pelarian
yang ada, semua karena aku tidak bersamanya.
Akhirnya
setelah cukup lama. Aku bisa menerima kenyataan. Bahwa aku salah dan
bodoh. Belum tentu aku akan bahagia bersamanya. Dan andaikan aku bersama
dia, belum tentu semua berjalan semua impianku.
Pada
akhirnya aku ingin mengutip sebuah ayat Al Qur'an. "...Boleh jadi kamu
membenci sesuatu. padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. "