poin

Jumat, Mei 11, 2012

Hidup dalam ilusi

Manusia memiliki impian serta harapan yang membuat maju ke depan. Mampu memberi arah dan semangat untuk menuju ke depan. Pada dasarnya mereka tak akan jatuh dan berhenti karena percaya akan ada sesuatu yang bisa dicapai.
Tapi inilah sumber segala masalah bagi kebanyakan manusia. Karena mereka masih tak bisa membedakan antara impian dan kenyataan. Manusia terlalu banyak berangan tentang sesuatu yang baik bagi mereka.
Sumber semua ini adalah keinginan yang tak punya dasar yang jelas. Bahkan impian itu telah mempengaruhi setiap tindakan mereka. Padahal mimpi tersebut belum tentu sesuai dengan kenyataan. Dalam artian mimpi itu belum tentu yang terbaik.
Manusia menjadi makhluk yang bodoh dan naif ketika mereka tidak bisa menghapus impian mereka. Saat impian sudah tidak mungkin menjadi kenyataan, mereka tidak menerimanya. Bahkan melawan dan terus hidup dalam impian yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Kini aku sadar..
Ilusi, ternyata inilah yang aku alami selama ini. Aku benar-benar tersadar setelah mendengarkan sebuah lagu. Bahwa kita terkadang hidup dalam dunia impian kita. Saat kita mengenal atau menemukan seseorang. Kita suatu saat akan berpikir orang ini adalah yang tepat buat kita. Bahwa kita bahagia bersamanya dan tak bisa bertahan tanpa dia.
When I seen my unborn child in her eyes. Semakin aku menjadi sering berangan-angan. Bahwa kebahagianku adalah ini dan itu. Semuanya dengan dia. Dan saat aku tak bersama dia maka hilanglah kebahagiaan dalam hidup. Hanya ada airmata.
Dan saat kenyataan yang terjadi adalah aku tak bersamanya. Aku tetap tidak bisa menerimanya. Aku masih terus hidup dalam dunia impianku. Selalu kubayangkan seandainya aku bersamanya, maka aku akan bahagia. Dan semua kesedihan dan pelarian yang ada, semua karena aku tidak bersamanya.
Akhirnya setelah cukup lama. Aku bisa menerima kenyataan. Bahwa aku salah dan bodoh. Belum tentu aku akan bahagia bersamanya. Dan andaikan aku bersama dia, belum tentu semua berjalan semua impianku. 
Pada akhirnya aku ingin mengutip sebuah ayat Al Qur'an. "...Boleh jadi kamu membenci sesuatu. padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. "